purse seine
Purse Seine
Pukat Cincin
1. Definisi dan Klasifikasi
Purse seine
adalah alat penangkapan ikan yang berbentuk kantong dilengkapi dengan
cincin dan tali purse line yang terletak dibawah tali ris bawah
berfungsi menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara
menarik tali purse line tersebut sehingga jaring membentuk kantung. Alat
penangkapan ikan purse seine ini termasuk ke dalam klasifikasi pukat
kantong (Nedelec, 2000).
2. Konstruksi Alat Penangkapan Ikan
Alat tangkap purse seine ini tersusun atas beberapa bagian yaitu badan
jaring dan tali temali . Konstruksi dari bagian-bagian tersebut adalah
bagian jaring, nama bagian jaring ini belum mantap tapi ada yang membagi
menjadi 2 bagian yaitu “bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang jelas
badan jaring terdiri dari 3 bagian yaitu: jaring utama, bahan nilon 210
D/9 #1”. Jaring sayap, bahan dari nilon 210 D/6 #1”, dan jaring kantong,
nilon #3/4”. Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran
jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan
terutama pada waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung dihubungkan
dengan tali temali. Srampatan (selvedge) dipasang pada bagian atas,
bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380
(12, #1”). Sebanyak 20,25 dan 20 mata.
Bagian yang lainnya yaitu tali temali dengan konstruksinya yaitu : tali
pelampung dengan bahan PE Ø 10mm, panjang 420m, tali ris atas dengan
bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 420m. Lalu tali ris bawah dengan bahan
PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 450m, tali pemberat dengan bahan PE Ø 10mm,
panjang 450m, tali kolor bahan dengan bahan kuralon Ø 26mm, panjang
500m, dan yang terakhir tali slambar dengan bahan PE Ø 27mm, panjang
bagian kanan 38m dan kiri 15m.
Bagian yang lain yaitu pelampung, ada dua pelampung dengan dua bahan yang sama yakni synthetic rubber.
Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung
Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di
bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.
Kemudian ada pemberat yang terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah
dipasang pada tali pemberat. Dan cincin yang terbuat dari besi dengan diameter
lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang
panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini
dilakukan tali kolor (purse line). Parameter
utama dari alat tangkap purse seine ini adalah dari ukuran mata jaring
dan ketepatan penggunaan bahan pembuat alat tersebut (Nedelec, 2000).
Gambar alat tangkap ada pada lampiran.
3. Kelengkapan dalam unit Penangkapan Ikan
3.1 Kapal
Pengoperasian alat tangkap ini dibutuhkan unit penangkapan yaitu berupa
kapal. Kapal ini berfungsi ketika pengoperasian yaitu untuk
melingkarkan jaring pada gerombolan ikan. Kapal yang digunakan yaitu
jenis kapal purse seine yang biasanya kapal ini terbuat dari bahan kayu.
Untuk ukuran kapal ini cukup relatif tergantung dari skala penangkapan
mulai dari yang ukurannya kecil antara 10-30 GT dengan kekuatan mesin 20
HP, ukuran sedang antara 30-50 GT dengan kekuatan mesin 120 HP, hingga
ukuran yang besar 50-100 GT dengan kekuatan mesin 300-360 HP (Ayodyoa,
1975).
3.2 Nelayan
Unit penangkapan ikan salah satunya adalah nelayan dan ini hal yang
paling penting. Dalam pengoperasian alat ini jumlah nelayan yang
dibutuhkan sebanyak 4 sampai 10 orang tergantung dari skala
penangkapannya. Pembagian tugas dari masing-masing ABK yaitu satu orang
sebagai navigator, satu orang sebagai pengemudi kapal, satu orang
sebagai kapten dan sisanya sebagai pengoperasi alat tangkap tersebut
(Subani dan Barus, 1989).
3.3 Alat bantu
Untuk pengoperasian alat tangkap purse seine ini alat bantu yang sering
digunakan adalah rumpon dan lampu. Rumpon digunakan pada saat
pengoperasian siang hari, biasanya rumpon ini sudah dipasang sebelumnya.
Rumpon diletakkan pada tengah-tengah untuk mengumpulkan ikan lalu alat
tangkap utama yang mengelilinginya. Sedangkan lampu digunakan pada saat
pengoperasian malam hari, fungsinya sama seperti rumpon yaitu sebagai
pengumpul ikan. Biasanya nelayan menggunakan sumber lampu ini dari oncor
atau obor, petromaks, dan lampu listrik (penggunaannya masih sangat
terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri)
(Subani dan Barus, 1989).
3.4 Umpan
Pengoperasian alat tangkap purse seine ini tidak menggunakan umpan
karena kami tidak menemukan sumber pustaka yang menyatakan hal tersebut.
4. Metode Pengoperasian Alat
Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan)
tetapi ada juga yang menggunakan samping kapal. Tahapan operasi
penangkapan dengan alat purse seine sama seperti proses penangkapan
dengan alat lainnya yaitu persiapan, setting, hauling dan memindahkan
hasil tangkapan. Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini
dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya
perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat
dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat
riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan.
Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan,
burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut dan
sebagainya. Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini hari
sebelum matahari keluar atau senja hari setelah matahari terbenam
disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan
laut. Tetapi dewasa ini dengan adanya berbagai alat bantu seperti fish
finder waktu operasi pun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja
hari, siang hari pun jika gerombolan ikan diketemukan segera jaring
dipasang.
Pada operasi malam
hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan laut dilakukan dengan
menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa diketahui depth
dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah posisi ini
tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan
berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya.
Juga pada sifat phototakxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming
direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan
lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus,
sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang. Penentuan
keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi
tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri
maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain
sebagainya. Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar
perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha
melarikan diri mencari tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth
yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus
pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan
ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam.
Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan
tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah
purse seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan
tertutup. Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan
supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal.
Sedang dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya
ikan-ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring
sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat
ikan untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah,
memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line
selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan
ikan-ikan yang terkumpul dipindahkan ke atas kapal. Lama pengoperasian
alat ini tidak lebih dari 30 menit hal ini dilakukan karena ikan yang
bergerombol harus segera dilingkari jaring lalu ditangkap. Jika terlalu
lama maka peluang keberhasilan mendapatkan ikan yang banyak sangat kecil
(Nedelec, 2000).
5. Daerah Pengoperasian
Purse seine dapat digunakan pada fishing ground dengan kondisi yang a
spring layer of water temperature adalah areal permukaan laut, jumlah
ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air dan kondisi laut
dalam keadaan bagus dan tenang. Kedalaman perairan yang dapat di
operasiakan alat purse seine yaitu 15m-50m dari permukaan laut
tergantung besarnya alat tangkap tersebut. Purse seine banyak
dioperasiakan di pantai utara Jawa / Jakarta, cirebon, Juwana dan pantai
selatan Jawa Cilacap dan Prigi (Subani dan Barus, 1989).
6. Hasil Tangkapan
Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah
ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan
tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan
permukaan air sea surface dan sangatlah diharapkan pula agar densitas
shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya
haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per
satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini
dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring
(panjang dan lebar) yang dipergunakan. Jenis ikan yang ditangkap dengan
purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang
(Decapterus sp), bentang, kembung (Rastrehinger sp) lemuru (Sardinella
sp), slengseng, cumi-cumi (Loligo sp) dan lain-lain (Subani dan Barus,
1989).
Daftar Pustaka
Subani,W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia Jurnal Penelitian
Perikanan Laut Nomor : 50 Tahun 1988/1989. Edisi Khusus. Jakarta : Balai Penelitian
Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian
Ayodyoa, 1972. Kapal Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nedelec. 2000. FISH LAMPS. Japanese Fishing Gear and Methods Textbook for Marine Fisheries
Research Course. Japan. (terhubung berkala) http:// fisheries.com/index.html (18 Oktober
2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar